Yepi adalah lembaga yang penuh dengan warna-warni. Suasana kekeluargaan yang kental hingga jenis pekerjaan yang menarik bisa kau dapatkan di sini. Hal yang paling saya rindui adalah momen saat istirahat yang mewajibkan makan bersama di satu meja makan. Saat makan kita biasa mengobrol panjang tentang kisah masing-masing, meledek salah satu tim dengan kompak [biasanya yang habis dibully adalah Egia dengan mba Anis, hehe] kemudian dilanjutkan dengan sholat berjamaah yang biasa dipimpin oleh Mas Kus yang kerap kami panggil Gus/Syekh [beliau memang punya pengetahuan agama yang luas], mas Ustadz Agus dan terkadang juga pak Haji Apri dan bro Egia.
Namun sayang sungguh disayang, permintaaan Abah [baca: Babeh] agar saya segera pulang ke Bogor benar-benar mengharuskan meninggalkan YPPI dan Surabaya. Lembaga yang sukses mengasah dan membentuk karakter saya dengan kuat serta kota yang menanamkan ribuan kenangan dan persahabatan yang tulus ini sulit sekali untuk ditinggalkan. Namun apa daya, titah Abah harus dilaksanakan segera.
Dalam pertemuan terakhir saya dan Yepi, teman-teman yang dikomandoi Mas Bambang memberikan saya kenang-kenangan yang sangat bernilai, Buku! Buku inilah yang kemudian menemani perjalanan saya lebih jauh sampai pada keadaan saat ini.
Buku karya John C. Maxwell dengan judul The Maxwell Daily Reader benar-benar buku yang rajin saya baca setiap hari. Buku ini memang dirancang untuk dibaca tiap hari selama setahun dan berharap sang pembaca melaksanakan setiap nasehat yang diberikan. Karena isinya yang menarik dan inspirational sayapun melahap terlampau cepat. Saat tulisan ini dibuat saya pun sudah mengkhatamkan yang kedua kalinya.
Ada hal menarik serta unik. Buku ini diberikan sehari sebelum saya berangkat ke Bogor yang mana keesokan harinya di tanggal 30 Januari adalah hari lahir saya. Di tanggal 30 Januari tersebut pas sekali pembahasannya tentang tujuan hidup. Hemat saya,hal paling tepat saat membicarakan tentang tujuan hidup dan merenunginya adalah di hari lahir. Berikut adalah tulisan lengkapnya,
--------------------------------------------------------------------------------------------------
30 Januari : Mengarah Pada Tujuan
Seandainya Anda dapat pergi kemana saja, lalu kemana Anda ingin pergi?Bukan dalam pengertian liburan,melainkan dalam kehidupan. Jawaban Anda atas pertanyaan itu sangat berperan dalam menentukan apakah Anda akan berhasil atau tidak. Perhatikan,sadar atau tidak,kita semua tengah melakukan perjalanan. Kita melangkah pergi menuju tujuan-tujuan hidup kita. Jadi yang penting bagi kita adalah apakah kita akan memilih suatu tujuan dan mengarah pada tujuan itu, atau membiarkan diri sendiri tersapu bersama air pasang, membiarkan orang lain menentukan ke mana kita akan menuju. Pilihan sepenuhnya terserah kita. APA TUJUAN SPESIFIK ANDA DALAM KEHIDUPAN?
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Apapun tujuan spesifik kita dalam hidup, pastikan kita selalu menyertai Tuhan dalam segala hal baik yang sedang dan akan dilakukan.
Sebab “Tak akan ada yang bisa menghalangimu jika kau bekerja bersama Tuhanmu [DW:2014]”
Sebagai ucapan syukur dan terima kasih atas keberadaan buku ini di tangan saya, ke depan saya akan menuliskan bahasan-bahasan menarik yang disajikan dalam buku ini setiap minggunya. Bukan saja sebagai wujud rasa syukur melainkan juga sebagai bentuk apresiasi tertinggi kepada Mas Bambang dan teman-teman Yepi yang telah dengan sangat baiknya menghadiahkan saya buku yang hebat.
Jika ada hal baik yang bisa diambil oleh para pembaca nantinya, semoga itu menjadi tambahan amalan jariyah para teman-teman Yepi.
NB: tulisan ini didedikasikan untuk Mas Bambang yang selalu ada untuk memberikan dukungan dan kepercayaan kepada saya tentang semua hal yang dicita-citakan. Thank you,my angel
Terima kasih juga buat neng Dian dan neng Nisa yang secara tidak sengaja hadir dan ikut serta menuliskan pesan di dalam buku ini. #peluuukkk
Selalu Rindu,
DW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar