Senin, 09 September 2013

Nenek Tua dan Meja Kayu

Judul diatas merupakan salah satu cuplikan cerita yang terdapat dalam buku yang berjudul The Great Power of Mother. Salah satu koleksi dari Mobil Pustaka Hydron Tarempa
simak ceritanya, jangan nangis lho ya.....??? wajib diaplikasikan dalam kehidupan, Insya Allah...menjadi sebuah tauladan yang baik untuk kehidupan kita....Aamiin...simak ceritanya...
 
Seorang nenek tinggal dengan anak dan menantu seorang cucu yang masih berusia enam tahun . Tangan nenek sering bergerak tak menentu karena sudah terlalu rapuh, penglihatannyapun kabur dan cara berjalannya pun sudah ringkih.

Keluarga ini biasa makan di ruang makan. Namun, nenek ini sudah pikun sehingga sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang selalu bergetar dan pandangannya yang sudah rabun membuatnya susah dalam menyantap makanan yang telah dihidangkan. Sendok dan garpu kerap kali jatuh dari genggaman nenek. Saat sedang meraih gelas, segera saja susu tumpah dan membasahi taplak. Anak dan menantunya gusar. Mereka direpotkan dengan semua itu. “ Kita harus melakukan sesuatu, ujar sang suami. “  Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk nenek tua ini. “

Lalu, suami istri itu membuat meja kecil di sudut ruangan. Disana sang nenek akan duduk sendirian untuk makan saat semua menyantap makanan. Mereka juga memberi  mangkuk kayu kepada si nenek.
Acapkali ketika makan malam, terdengar isak tangis kesedihan disudut ruang. Ada air mata yang mengalir dari guratan keriput kulit wajah si nenek. Namun, kata yang keluar dari suami istri itu adalah omelan agar si nenek tidak menjatuhkan makanan lagi.

Anak mereka yang berusia enam tahun memandangi dan merekam semua itu dalam diam. Pada suatu malam sebelum tidur, Suami istri mendapati anaknya sedang membuat mainan dari kayu. Dengan lembut mereka menyapa anak itu. “ Nak, kamu sedang membuat apa ? “ Anaknya menjawab, “ Aku sedang membuat meja kayu untuk Ayah dan Ibu . Saatku besar nanti akan kuletakkan disudut ruangan, ditempat nenek biasa makan. “ Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaan.
Jawaban itu membuat suami istri itu terpukul. Mereka tak mampu berkata – kata lagi. Air mata bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata – kata yang terucap, keduanya mengerti ada sesuatu yang harus diperbaiki.

Malam itu mereka menuntun tangan si nenek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat piringnya jatuh dan makanan yang tumpah menodai taplak meja. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.

Begitu cepat Allah SWT memberi peringatan ? Bagaimana engkau memperlakukan, begitu pula engkau akan diperlakukan. Anak adalah rekaman pribadi kita. Karena itu “ birruu aaba-akum yabirruu abnaa-akum…berbaktilah kepada orang tuamu, maka engkau akan mendapat bakti dari anak-anakmu.

Salah satu cerita pendek yang menginspirasi. Masih banyak cerita lain yang tidak kalah bagusnya untuk kita dapat belajar dari kehidupan ini…silahkan menyimak cerita lengkapnya di buku yang berjudul The Great Power of Mother, Inspirasi Dasyatnya Dunia Akhirat yang ditulis oleh penulis best seller Buku Zero to Hero, Solikhin Abu Izzuddin & Dewi Astuti

Jika pengen melanjutkan membaca cerita cerita yang lain dalam buku ini dapat kita pinjam di Mobil Pustaka Hydron Tarempa, atau Kita dapat membeli di toko buku terdekat di kota Anda...he he he

Resensi Oleh : Apri Tanggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar